Tugas
Wawancara Mata Kuliah Softskill
Dosen:
Bapak X Furuhitho
Tanggal
Wawancara: 24 Desember 2013
Pewawancara:
Lisa Desfianti
Narasumber:
Bapak Daswir dan Ibu Tuti (Pasangan Suami-Istri)
Kota Kelahiran: Bapak Daswir lahir di Padang, umur 55tahun
Ibu Tuti lahir di Ciamis, umur 51tahun
Kota Kelahiran: Bapak Daswir lahir di Padang, umur 55tahun
Ibu Tuti lahir di Ciamis, umur 51tahun
Pekerjaan:
Mempunyai usaha catering.
Berikut ini adalah
percakapan seputar wawancara antara pewawancara dan narasumber.
Saya: “Assalamualaikum Wr. Wb.”
Narasumber:
“Wa’alakumsalam Wr.Wb.”
Saya: “Permisi bu maaf menganggu, saya
ingin mewawancarai ibu seputar usaha catering ibu.”
Narasumber:
“Oh iya boleh boleh, silahkan.”
Saya: “Sejak kapan ibu mulai buka usaha
catering ini?”
Narasumber:
“Oh sudah sejak sebelas tahun yang lalu, yaitu sekitar tahun 2002.”
Saya: “Lalu alasan kenapa ibu lebih memilih usaha
catering?”
Narasumber:
“Gimana ya? Karena hobby memasak juga, selain itu karena perlu uang juga,
hahahaha. Karena sudah hobby jadinya senang, enak dan beda dengan usaha-usaha
kerja yang lain. Jadinya menjalani usahanya enjoy, karena sudah biasa memasak.”
Saya: ”Kalau boleh tahu berapa modal awal
yang dikeluarkan saat pertama kali membuka usaha catering ini?”
Narasumber:
“Modal awalnya berapa ya? Sedikit tidak terlalu banyak. Kan tidak langsung
modal yang besar, jadi sedikit demi sedikit dulu.”
Saya: ”Bagaimana perkembangan usaha dari
awal membuka usaha sampai sekarang?”
Narasumber:
“Hmm… jauh sekali perkembangannya. Dari awal misalnya omsetnya dari 2juta atau
3juta, sekarang bisa sampai 6juta, 7juta, 8juta atau bahkan bisa sampai 10juta.
Jadi, Alhamdulillah sampai sekarang berkembangannya terus maju.”
Saya: ”Sudah memiliki berapa karyawan atau
tenaga pembantu?”
Narasumber:
“Ohh.. karena kan kalau sendiri tidak bisa. Pertama yang mengantar juga harus
banyak, karena kalau yang memesan dari film jeda berapa judul jadi yang
mengantar harus banyak. Berbeda dengan kalau yang memesan dari acara hajatan
itu yang mengantar bisa cukup satu orang saja. Jadi karyawan yang banyak ya
dibagian yang mengantar ke lokasi shooting. Kalau karyawan untuk di bagian
memasaknya ya ada sekitar lima orang atau tujuh orang.”
Saya: ”Suka dukanya selama menjalankan
usaha ini?”
Narasumber:
“Suka dukanya ya kalau capek, kesiangan, jika harga bahan pokok naik, dikejar
waktu karena kalau di lokasi shooting harus ontime. Kalau pesanan sedikit ya
sakit, pegal-pegal, dan lain-lain. Jadi mendingan pesanan ramai atau banyak deh
hehehehe.”
Saya: ”Apa saja usaha atau cara untuk
memajukan catering?”
Narasumber:”Ya
pertama, harus ontime. Kedua, kita masakannya tidak boleh diubah-ubah, jadi
yang bagian memasak harus saya tidak boleh digantiin dengan orang lain agar
rasanya tetap sama tidak berubah. Dan bahan-bahan makanannya harus bersih dan
berkualitas.”
Saya: ”Biasanya pelanggan yang memesan
layanan catering ini siapa saja?”
Narasumber:
“Biasanya dari shooting film, production house seperti Rapi Film, Star Vision,
Mega Kreatif, Giwangkara, dan masih banyak lagi production house yang masih
baru-baru. Juga ngelayanin tetangga-tetangga yang ngadain selametan, hajatan,
dan lain-lain.”
Saya: ”Banyaknya pesanan, sampai berapa
banyak?”
Narasumber:
“Banyaknya pesanan tergantung dari kru-kru filmnya, karena kita kan melayani
film, jadi tergantung dari kru-kru nya yang meminta berapa pesananya.”
Saya: ”Berapa omset yang dihasilkan dari
tiap pesanan per bulannya berapa?”
Narasumber:
“Omsetnya ya kira-kira tiap bulannya bisa 200juta, karena misalnya per harinya
bisa 7juta dikalikan dengan 30hari, bisa sampai 210juta. Jadi kadang-kadang
orang juga tidak percaya kalau omsetnya bisa sampai segitu.”
Saya: “Biasanya belanja bahan-bahan
pokoknya dimana?”
Narasumber:
“Di pasar biasa saja, bukan dari pasar induk atau makro. Soalnya tidak ada
waktu cukup. Jadi tinggal menghubungi langganan bahan pokok yang dipasar,
memesan bahan makanan apa saja dan nanti tinggal diantar, jadi tidak perlu
repot-repot berangkat ke pasar.”
Saya: “Jadi agar efektif dan mudah ya bu.”
Narasumber:
“Iya, betul.”
Saya: ”Jenis masakan yang disediakan apa
saja?”
Narasumber:
“Ya, seperti biasa masakan ibu-ibu rumah tangga, seperti masakan rumahan,
masakan jawa, masakan padang, masakan sunda, masakan betawi, pokonya
campur-campur.”
Saya: ”Pernah ada complain dari pelanggan?”
Narasumber:
“Sering ada complain, complainnya ya bosan dengan masakannya, kesiangan tidak
tepat waktu, itu juga karena banyak pesanan. Tapi kalau complain masalah enak
atau tidak masakannya ya Alhamdulillah selalu enak makanannya.
Saya: ”Rencananya usaha catering ini ingin
diturunkan ke anaknya atau tidak bu?”
Narasumber:
“Oh.. Anak saya hanya satu-satunya, jadi pengennya anak saya kerja dikantoran
saja.”
Saya: ”Menggaji karyawan tiap bulannya
berapa?”
Narasumber:
“Kalau kisarannya, misal yang mengantar cateringnya satu orang yang mengantar
50ribu untuk sekali antar. Jadi sehari satu orang yang mengantar itu 200ribu,
kalau karyawan untuk membantu masak gajinya sekitar 1,2juta per bulan, belum
nanti ada uang lembur, makan tengah malam, ongkos antar, dan lain-lain.”
Saya: “Jadi begitu ya, sampai disini saja
wawancara saya terimakasih ya bu sudah mau saya wawancarai, maaf jika menganggu
pekerjaan ibu hehehe. Wassalamua’laikum Wr. Wb.”
Narasumber:
“Iya tidak apa-apa. Sama-sama ya, Wa’alaikumsalam Wr. Wb.”
Dan itulah wawancara saya seputar usaha catering milik ibu Tuti dan bapak Darwis
______________________________________________________________________
Berikut ini adalah foto saya selaku pewawancara dengan ibu Tuti sebagai narasumber:
Saya bersama ibu Tuti
Ini adalah foto suasana tempat catering ibu Tuti
Ini adalah rumah Bapak Daswir dan Ibu Tuti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar