Oleh Andrian
Pratama | Plasadana
Bulu kaki, bulu ketiak, atau kumis, silakan saja disingkirkan. Tapi, kalau sudah merambat ke bulu hidung, sebaiknya Anda waspada.
Bagi yang ingin tampil polos di bagian wajah, bulu hidung yang tumbuh berlebihan memang terasa mengganggu. Apalagi jika panjangnya sudah melebihi rongga hidung, kecantikan terasa berkurang. Begitu pun dengan kenyamanan yang ikut terganggu.
Namun menurut dr. Ababil Azhari, sebaiknya bulu hidung tidak dicabut. Jika hal itu dilakukan, katanya, akan menimbulkan infeksi dalam rongga hidung. Bekas bulu hidung yang dicabut menimbulkan luka di rongga hidung. Dari sinilah potensi infeksi akan muncul.
Ababil menjelaskan, setiap helai bulu hidung
mengandung zat membran mukosa yang berguna untuk mencegah bakteri dan virus
masuk ke tubuh. Alhasil, ketika dicabut, bekas luka akan terjangkit dengan
bakteri dan virus yang berakhir pada infeksi pada hidung.
"Jadi, kalau kita luka di manapun, di kulit luar atau hidung, kalau berdarah bisa infeksi. Kemungkinan infeksi bisa beberapa persen," tegasnya lagi.
Selain itu, tambahnya, bisul dapat muncul di bekas luka. Ia menuturkan, efek buruk dari bekas luka tersebut bisa membuat korban sakit kepala hingga sulit tidur. Apabila tidak ditangani secara cepat, tidak tertutup kemungkinan pelaku bisa kena penyakit radang otak.
Dokter di RS Permata Jonggol, Bogor, ini mengingatkan juga, jangan sampai fungsi dari bulu hidung menghilang gara-gara dicabut. Justru hal itu bisa berdampak buruk bagi kesehatan, sebab bulu hidung berfungsi sebagai penyaring debu dan kotoran yang terisap.
"Kalau nggak ada saringan, berarti langsung ke paru-paru," tegasnya saat dihubungi Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia.
Karena itulah, Ababil mengingatkan agar para pencabut bulu hidung mulai mengurangi kebiasaannya. Hal ini guna mencegah infeksi akibat sering mencabut bulu hidung.
Sebagai jalan keluar, dia menyarankan agar para pelaku pencabut bulu hidung mulai memilih memotong saja agar tidak mengalami masalah. "Kalau mau rapi, lebih baik dipotong saja ujungnya agar tidak terlihat dari luar," ujarnya.
"Jadi, kalau kita luka di manapun, di kulit luar atau hidung, kalau berdarah bisa infeksi. Kemungkinan infeksi bisa beberapa persen," tegasnya lagi.
Selain itu, tambahnya, bisul dapat muncul di bekas luka. Ia menuturkan, efek buruk dari bekas luka tersebut bisa membuat korban sakit kepala hingga sulit tidur. Apabila tidak ditangani secara cepat, tidak tertutup kemungkinan pelaku bisa kena penyakit radang otak.
Dokter di RS Permata Jonggol, Bogor, ini mengingatkan juga, jangan sampai fungsi dari bulu hidung menghilang gara-gara dicabut. Justru hal itu bisa berdampak buruk bagi kesehatan, sebab bulu hidung berfungsi sebagai penyaring debu dan kotoran yang terisap.
"Kalau nggak ada saringan, berarti langsung ke paru-paru," tegasnya saat dihubungi Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia.
Karena itulah, Ababil mengingatkan agar para pencabut bulu hidung mulai mengurangi kebiasaannya. Hal ini guna mencegah infeksi akibat sering mencabut bulu hidung.
Sebagai jalan keluar, dia menyarankan agar para pelaku pencabut bulu hidung mulai memilih memotong saja agar tidak mengalami masalah. "Kalau mau rapi, lebih baik dipotong saja ujungnya agar tidak terlihat dari luar," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar