Minggu, 05 Januari 2014

Tugas Wawancara Softskill

Tugas Wawancara Mata Kuliah Softskill
Dosen: Bapak X Furuhitho
Tanggal Wawancara: 24 Desember 2013
Pewawancara: Lisa Desfianti
Narasumber: Bapak Daswir dan Ibu Tuti (Pasangan Suami-Istri)
Kota Kelahiran: Bapak Daswir lahir di Padang, umur 55tahun
                  Ibu Tuti lahir di Ciamis, umur 51tahun        
Pekerjaan: Mempunyai usaha catering.
Berikut ini adalah percakapan seputar wawancara antara pewawancara dan narasumber.
Saya: “Assalamualaikum Wr. Wb.”
Narasumber: “Wa’alakumsalam Wr.Wb.”
Saya: “Permisi bu maaf menganggu, saya ingin mewawancarai ibu seputar usaha catering ibu.”
Narasumber: “Oh iya boleh boleh, silahkan.”
Saya: “Sejak kapan ibu mulai buka usaha catering ini?”
Narasumber: “Oh sudah sejak sebelas tahun yang lalu, yaitu sekitar tahun 2002.”
Saya:  “Lalu alasan kenapa ibu lebih memilih usaha catering?”
Narasumber: “Gimana ya? Karena hobby memasak juga, selain itu karena perlu uang juga, hahahaha. Karena sudah hobby jadinya senang, enak dan beda dengan usaha-usaha kerja yang lain. Jadinya menjalani usahanya enjoy, karena sudah biasa memasak.”
Saya: ”Kalau boleh tahu berapa modal awal yang dikeluarkan saat pertama kali membuka usaha catering ini?”
Narasumber: “Modal awalnya berapa ya? Sedikit tidak terlalu banyak. Kan tidak langsung modal yang besar, jadi sedikit demi sedikit dulu.”
Saya: ”Bagaimana perkembangan usaha dari awal membuka usaha sampai sekarang?”
Narasumber: “Hmm… jauh sekali perkembangannya. Dari awal misalnya omsetnya dari 2juta atau 3juta, sekarang bisa sampai 6juta, 7juta, 8juta atau bahkan bisa sampai 10juta. Jadi, Alhamdulillah sampai sekarang berkembangannya terus maju.”
Saya: ”Sudah memiliki berapa karyawan atau tenaga pembantu?”
Narasumber: “Ohh.. karena kan kalau sendiri tidak bisa. Pertama yang mengantar juga harus banyak, karena kalau yang memesan dari film jeda berapa judul jadi yang mengantar harus banyak. Berbeda dengan kalau yang memesan dari acara hajatan itu yang mengantar bisa cukup satu orang saja. Jadi karyawan yang banyak ya dibagian yang mengantar ke lokasi shooting. Kalau karyawan untuk di bagian memasaknya ya ada sekitar lima orang atau tujuh orang.”
Saya: ”Suka dukanya selama menjalankan usaha ini?”
Narasumber: “Suka dukanya ya kalau capek, kesiangan, jika harga bahan pokok naik, dikejar waktu karena kalau di lokasi shooting harus ontime. Kalau pesanan sedikit ya sakit, pegal-pegal, dan lain-lain. Jadi mendingan pesanan ramai atau banyak deh hehehehe.”
Saya: ”Apa saja usaha atau cara untuk memajukan catering?”
Narasumber:”Ya pertama, harus ontime. Kedua, kita masakannya tidak boleh diubah-ubah, jadi yang bagian memasak harus saya tidak boleh digantiin dengan orang lain agar rasanya tetap sama tidak berubah. Dan bahan-bahan makanannya harus bersih dan berkualitas.”
Saya: ”Biasanya pelanggan yang memesan layanan catering ini siapa saja?”
Narasumber: “Biasanya dari shooting film, production house seperti Rapi Film, Star Vision, Mega Kreatif, Giwangkara, dan masih banyak lagi production house yang masih baru-baru. Juga ngelayanin tetangga-tetangga yang ngadain selametan, hajatan, dan lain-lain.”
Saya: ”Banyaknya pesanan, sampai berapa banyak?”
Narasumber: “Banyaknya pesanan tergantung dari kru-kru filmnya, karena kita kan melayani film, jadi tergantung dari kru-kru nya yang meminta berapa pesananya.”
Saya: ”Berapa omset yang dihasilkan dari tiap pesanan per bulannya berapa?”
Narasumber: “Omsetnya ya kira-kira tiap bulannya bisa 200juta, karena misalnya per harinya bisa 7juta dikalikan dengan 30hari, bisa sampai 210juta. Jadi kadang-kadang orang juga tidak percaya kalau omsetnya bisa sampai segitu.”
Saya: “Biasanya belanja bahan-bahan pokoknya dimana?”
Narasumber: “Di pasar biasa saja, bukan dari pasar induk atau makro. Soalnya tidak ada waktu cukup. Jadi tinggal menghubungi langganan bahan pokok yang dipasar, memesan bahan makanan apa saja dan nanti tinggal diantar, jadi tidak perlu repot-repot berangkat ke pasar.”
Saya: “Jadi agar efektif dan mudah ya bu.”
Narasumber: “Iya, betul.”
Saya: ”Jenis masakan yang disediakan apa saja?”
Narasumber: “Ya, seperti biasa masakan ibu-ibu rumah tangga, seperti masakan rumahan, masakan jawa, masakan padang, masakan sunda, masakan betawi, pokonya campur-campur.”
Saya: ”Pernah ada complain dari pelanggan?”
Narasumber: “Sering ada complain, complainnya ya bosan dengan masakannya, kesiangan tidak tepat waktu, itu juga karena banyak pesanan. Tapi kalau complain masalah enak atau tidak masakannya ya Alhamdulillah selalu enak makanannya.
Saya: ”Rencananya usaha catering ini ingin diturunkan ke anaknya atau tidak bu?”
Narasumber: “Oh.. Anak saya hanya satu-satunya, jadi pengennya anak saya kerja dikantoran saja.”
Saya: ”Menggaji karyawan tiap bulannya berapa?”
Narasumber: “Kalau kisarannya, misal yang mengantar cateringnya satu orang yang mengantar 50ribu untuk sekali antar. Jadi sehari satu orang yang mengantar itu 200ribu, kalau karyawan untuk membantu masak gajinya sekitar 1,2juta per bulan, belum nanti ada uang lembur, makan tengah malam, ongkos antar, dan lain-lain.”
Saya: “Jadi begitu ya, sampai disini saja wawancara saya terimakasih ya bu sudah mau saya wawancarai, maaf jika menganggu pekerjaan ibu hehehe. Wassalamua’laikum Wr. Wb.”
Narasumber: “Iya tidak apa-apa. Sama-sama ya, Wa’alaikumsalam Wr. Wb.”



Dan itulah wawancara saya seputar usaha catering milik ibu Tuti dan bapak Darwis
______________________________________________________________________

Berikut ini adalah foto saya selaku pewawancara dengan ibu Tuti sebagai narasumber:
Saya bersama ibu Tuti




Ini adalah foto suasana tempat catering ibu Tuti 




Ini adalah rumah Bapak Daswir dan Ibu Tuti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar