1. Kutipan
a. Pengertian Kutipan
Kutipan adalah
pengulangan satu ekspresi sebagai bagian dari yang lain, terutama ketika
ekspresi yang dikutip itu terkenal atau secara tersurat dihubungkan dengan
kutipan ke sumber aslinya, dan ditandai oleh (diselingi dengan) tanda kutip.
Sebuah
kutipan juga dapat merujuk pada penggunaan berulang bentuk ekspresi lain,
terutama bagian dari karya seni: unsur-unsur sebuah lukisan,
adegan dari film, atau bagian dari
suatu komposisi
musik.
b. Jenis Kutipan
Terdapat beberapa jenis kutipan, antara lain adalah Kutipan
langsung dan Kutipan Tidak langsung. Disini saya akan mencoba menjelaskan
jenis-jenis kutipan tersebut.
v
Kutipan Langsung adalah kutipan yang sama persis seperti kutipan aslinya, atau
sumber yang kita ambil untuk mengutip. Disini kita sama sekali tidak boleh
merubah atau menghilangkan kata atau kalimat dari sumber kutipan kita.Kalaupun
ada keraguan atau kesalahan dalam kutipan yang kita ambit tersebut kita hanya
dapat memandakannya dengan [sic!] yang menandakan kita mengutip langsung tanpa
ada editan dan kita tidak bertanggung jawab jika ada kesalahan dari kutipan
ynag kita ambil. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu
dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ]. Demikian juga
kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf
miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip
],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll.
v Kutipan Tidak Langsung adalah kutipan yang telah kita ringkas intisarinya dari sumber
kutipan aslinya. Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita
buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem
catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut )
seperti telah dicontohkan.
v
Kutipan pada catatan kaki
v
Kutipan atas ucapan lisan
v
Kutipan dalam kutipan
v
Kutipan langsung pada materi
c. Cara Mengutip
Cara Menulis Kutipan Dengan Benar
Penulisan dan pencantuman kutipan dengan pola Harvard
ditandai dengan menuliskan nama belakang pengarang, tahun terbit, dan halaman
buku yang dikutip di awal atau di akhir kutipan. Data lengkap sumber yang
dikutip itu dicantumkan pada daftar pustaka. Ada dua cara dalam
mengutip, yakni langsung dan tidak langsung. Kutipan langsung adalah
mengutip sesuai dengan sumber aslinya, artinya kalimat-kalimat tidak ada yang
diubah. Disebut kutipan tidak langsung jika mengutip dengan cara meringkas
kalimat dari sumber aslinya, namun tidak menghilangkan gagasan asli dari sumber
tersebut.
Demi mempermudah dalam menulis karya tulis ilmiah
disini akan menjelaskan cara penggunaan kutipan.
1)
Kutipan langsung dapat dilakukan dengan cara:
·
dalam bentuk aslinya, tidak disingkat, tidak dipotong,
dan tidak diterjemahkan;
·
dalam bentuk terjemahan;
·
dalam bahasa aslinya, kemudian diterjemahkan;
·
atau aslinya dimasukkan dalam lampiran, dan
terjemahannya dimasukkan dalam teks.
2)
Kutipan tidak langsung dapat dilakukan dengan cara:
·
menggunakan kata-kata sendiri, akan tetapi
pengertiannya tidak berbeda dengan ide/bahan/data orang lain yang dikutip;
·
membuat tabel, peta, diagram dari data orang lain;
·
menyusun bagan data orang lain;
·
menyadur pendapat orang lain.
d. Contoh Kutipan
1) Gelombang demokratisasi yang ada di dunia ini bisa
dibagi menjadi tiga periode, yakni demokratisasi gelombang pertama yang
berlangsung antara 1828-1926, demokratisasi gelombang kedua yang terjadi antara
1943-1962, dan demokratisasi gelombang ketiga yang dimulai dari tahun 1974 sampai
tahun1990-an (Huntington 1991). Mengingat sekarang masih banyak rejim-rejim
otoriter, apakah akan ada gelombang demokratisasi keempat?
2) Sistem distrik dan sistem proporsional adalah
dua jenis sistem pemilihan umum yang paling populer, yang masing-masing sistem
ini memiliki variannya sendiri-sendiri. Dalam sistem distrik, jumlah pemenangn
yang akan menjadi wakil di parlemen—adalah satu orang, sedangkan dalam sistem
proporsional jumlah wakil yang akan mewakili suatu daerah pemilihan adalah
beberapa orang sesuai dengan proporsi perolehan suaranya (Budiardjo 1982:4).
3) Sebagaimana terjadi di beberapa negara sedang
berkembang, di Indonesia juga ditemukan bahwa bahwa banyak kasus korupsi yang
terjadi atas nama pemberantasan korupsi (Kompas, 11 Maret 2008).
2. Abstrak
a. Pengertian abstrak
Abstrak adalah bagian ringkas suatu uraian
yang merupakan gagasan utama dari suatu pembahasan yang akan diuraikan. Abstrak
digunakan sebagai “jembatan” untuk me¬mahami uraian yang akan disajikan dalam
suatu karangan (biasanya laporan atau artikel ilmiah) terutama untuk memahami
ide-ide per¬masalahannya. Dari abstrak, pembaca dapat mengetahui jalan pikiran
penulis laporan/artikel ilmiah tersebut dan mengetahui gambaran umum tulisan
secara lengkap. Biasanya abstrak ditempatkan di awal suatu laporan/artikel
ilmiah dengan tujuan agar pembaca yang mempunyai waktu relatif sedikit cukup
hanya dengan membaca abstraknya untuk memahami
suatu karya ilmiah secara umum. Dalam artikel ilmiah, abstrak ditulis
setelah judul dan nama pengarang yang diketik satu spasi. Untuk itulah,
penulisan abstrak harus dapat mewakili isi karangan ilmiah secara keseluruhan,
mulai dari latar belakang, metode, dan hasil penelitian.
b. Jenis Abstrak
Ada beberapa
jenis abstrak yang digolongkan pada fungsi dan orientasipembaca. Namun pada
prakteknya lebih banyak dikenal/digunakan dua jenis abstrak ini yaitu :
1) Abstrak
Informatif
Merupakan
abstrak dokumen yang terpenting, sangat umum, informasi kuantitatif dan
kualitatif.
Ciri-cirinya :
menyajikan hasil isi dan prinsip-prinsip dari hasil kerja (tujuan,metode),
kesimpulan dari artikel asli secara jelas, untuk orientasi pembaca yang tidak
dapat mengakses dokumen aslinya. Abstrak informative dibuat sesempurna mungkin
namun tidak mengubah makna/isi dari dokumen/artikel aslinya. Sehingga abstrak
ini lebih panjang daripada jenis abstrak lainnya. Biasanyamakalah/artikel
majalah menghasilkan 100 hingga 250 kata,sedangkan laporan dan tesis sekitar
500 kata.
2) Abstrak
Indikatif
Menunjukan isi
sebuah artikel dan berisi pernyataan umum tentang sebuah dokumen, tanpa
disertai informasi terperinci mengenai hasil tujuan serta data kuantitatif. Biasanya
untuk dokumen diskusi, tinjauan literature, prosiding komerensi, dan esei.
3) Abstrak
ulasan/kritis
Pengabstrak
tidak hanya menjelaskan isi dari dokumen asli tetapi mengevaluasi/menilai,
memberi pendapat dan dapat pula menganalisa kerjanya bahkan cara penyajiannya.
(Cenderung memberikan komentar)
4) Abstrak
pokok
Ditulis untuk
menarik perhatian pembaca terhadap suatu dokumen, ditulis dengan sederhana,
ringan dan tidak terlalau resmi (gambaran tidak lengkap). Abstrak ini lebih
banyak ditulis oleh pengarang atau redaksi.
5) Abstrak
terarah / miring
Dalam abstrak
ini satu artikel/dokumen dapat dibuat lebih dari satu abstrak yang ditujukan
pada bidang-bidang tertentu
6) Abstrak
statistic/numeric
Menyajikan
data dalam bentuk table/numeric. Abstrak jenis ini ringkas dan mudah dibaca
banyak dipergunakan untuk memproyeksikan kecenderungan pertumbuhan penduduk,
pasar, konsumsi.(Data ekonomi, social dan pemasaran).
7) Abstrak
Informatif- Indikatif
Perpaduan
abstrak informative dan indikatif. Sebagian dari abstrak ditulis dalam gaya
informative, sedangkan aspek dokumen yang kurang penting ditulis dalam gaya
indikatif.
8) Abstrak
Mini
Merupakan
abstrak yang menguatkan judul dokumen yang diabstrak., tidak membuat analisis
dengan penulisan yang sangat cepat, judul artikel sebagai alat pemberitahuan
bagi pembaca.
c. Cara Membuat Abstrak
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
di dalam membuat abstrak. yaitu:
1) Abstrak harus dapat menjadi penghubung antara
pemikiran pembaca dengan penulis tentang lingkup materi yang diungkapkan di
dalam suatu karangan ilmiah;
2) Abstrak harus dapat mengungkapkan keseluruhan
isi materi yang diuraikan secara lengkap di dalam suatu karangan ilmiah;
3) Abstrak harus dapat menuntun pembaca
(mengondisikan pembaca) terhadap uraian materi secara lengkap;
4) Abstrak merupakan ide pokok suatu uraian
sehingga abstrak harus dapat membuat pembaca tertarik dan tendorong rasa ingin
tahunya untuk membaca uraian materi yang lebih lengkap dari suatu laporan
penelitian/artikel ilmiah.
d. Contoh Abstrak
v Dalam era persaingan kerja saat ini yang
begitu pesat, suatu perusahaan harus mampu menyesuaikan kondisi perusahaan
dengan persaingan yang ada. Yaitu dengan mempunyai karyawan – karyawan yang
berkualitas dengan keterampilan yang bisa diandalkan untuk bisa masuk dalam era
globalisasi pada persaingan sekarang ini. Bagi perusahaan yang sudah mempunyai
mutu dan kualitas yang bagus di mata masyarakat pastilah hasil yang dicapainya
itu merupakan sumber daya dari keterampilan – keterampilan yang ada pada diri
karyawannya masing – masing. Oleh karena itu, apabila suatu perusahaan ingin
mempunyai karyawan yang berkualitas, peranan pelatihan dalam suatu perusahaan
itu sangatlah penting.
v Pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan itu
sendiri adalah untuk mengembangkan kemampuan karyawan untuk memenuhi tuntutan
pekerjaan atau jabatan yang sedang dijalaninya saat ini.
v Program pelatihan merupakan salah satu unsur
di dalam pengembangan karyawan, dengan ditingkatkannya pengetahuan dan
keterampilan karyawan diharapkan program pelatiham dapat meningkatkan pula
prestasi kerja karyawan yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi
perusahaan.
v Program pelatihan pada PT. Hutama Karya
dilaksanakan dengan metode on the job training yang dilaksanakan oleh
perusahaan itu sendiri dan off the job training yang dilaksanakan oleh lembaga
diklat di luar perusahaan. Pelatihan yang ada pada PT. Hutama Karya ini
menggambarkan bahwa pelatihan mempunyai hubungan untuk meningkatkan prestasi
kerja karyawan.
v Adapun kendala yang dihadapi adalah masalah
dana. Dana yang diperlukan tidaklah sedikit, karena kebutuhan – kebutuhan
lainnya juga perlu dibiayai. Perusahaan mengatasinya dengan cara menyusun
program secara sistematik yang di dasarkan pada analisa jabatan.
3. Daftar Pustaka
a. Pengertian Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah halaman yang
berisi daftar sumber-sumber referensi yang kita pakai untuk suatu tulisan
ataupun karya tulis ilmiah. Daftar Pustaka biasanya berisi judul buku-buku,
artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian
dengan sebuah karangan (contohnya: thesis). Melalui daftar pustaka yang
disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber
aslinya.
b. Cara Membuat Daftar Pustaka
Adapun beberapa ketentuan serta aturan
cara Penulisan Daftar Pustaka yang baik dan benar yaitu :
1) Bagi penulis yang menggunakan marga/keluarga ,
nama marga/keluarganya ditulis terlebih dahulu, sedangkan untuk penulis yang
tidak menggunakan nama marga / keluarga , diawali dengan penulisan nama akhir /
belakang kecuali nama Cina.
2) Gelar kesarjanaan penulis tidak perlu
dicantumkan dalam daftar pustaka
3) Judul buku dicetak miring atau digarisbawahi
pada setiap kata, jadi tidak dibuat garis bawah yang bersambung sepanjang judul.
4) Baris pertama diketik mulai ketukan pertama
sedangkan baris kedua dan seterusnya diketik mulai ketukan ke-7.
5) Jarak antara baris satu dengan baris
berikutnya satu spasi
6) Jarak antara sumber satu dengan sumber
berikutnya dua spasi
Cara Penyusunan Daftar Pustaka
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan daftar pustaka:
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan daftar pustaka:
ü Jika satu pengarang, maka nama pengarang
disusun dari belakang ke depan mengikuti urutan dalam buku kecuali nama
Tionghoa
ü Penulis dua pengarang atau lebih, nama penulis
pertama dibalik, penulis kedua dan seterusnya tidak diblok.
ü Daftar pustaka ditulis menurut alphabtis,
tanpa diberi nomer urut.
ü Semua referensi yang ada dalam kutipan dan
catatan kaki dimasukkan dalam daftar pustaka.
c. Jenis Daftar Pustaka
§ Kelompok Textbook
a) Penulis perorangan
b) Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor
c) Buku yang ditulis / dibuat oleh lembaga
d) Buku terjemahan
a) Penulis perorangan
b) Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor
c) Buku yang ditulis / dibuat oleh lembaga
d) Buku terjemahan
§ Kelompok Jurnal
a) Artikel yang disusun oleh penulis
b) Artikel yang disusun oleh lembaga
c) Kelompok makalah yang diresentasikan dalam seminar / konferensi /
simposium
a) Artikel yang disusun oleh penulis
b) Artikel yang disusun oleh lembaga
c) Kelompok makalah yang diresentasikan dalam seminar / konferensi /
simposium
§ Kelompok
Disertasi / Tesis
§ Kelompok
Makalah / Informasi dari Internet
d. Contoh Daftar Pustaka
1) Buku
a) Buku
tanpa Bab
Referensi pada tulisan (kutipan)
. . . which offered a theoretical backdrop for a number of innovative behavior modification approaches
(Skinner, 1969).
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Skinner, B.F. (1969). Contingencies of reinforcement. New York: Appleton-Century- Crofts.
Bremner, G., & Fogel, A. (Eds.). (2001). Blackwell handbook of infant development. Malden, MA: Blackwell.
Referensi pada tulisan (kutipan)
. . . which offered a theoretical backdrop for a number of innovative behavior modification approaches
(Skinner, 1969).
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Skinner, B.F. (1969). Contingencies of reinforcement. New York: Appleton-Century- Crofts.
Bremner, G., & Fogel, A. (Eds.). (2001). Blackwell handbook of infant development. Malden, MA: Blackwell.
b) Buku
dengan Bab
Referensi pada tulisan (kutipan)
. . . The elucidation of the potency of infant-mother relationships, showing how later adaptations echo the
quality of early interpersonal experiences (Harlow, 1958, chap. 8).
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Harlow, H. F. (1958). Biological and biochemical basis of behavior. In D. C. Spencer (Ed.), Symposium on
interdisciplinary research (pp. 239-252). Madison: University of Wisconsin Press.
Referensi pada tulisan (kutipan)
. . . The elucidation of the potency of infant-mother relationships, showing how later adaptations echo the
quality of early interpersonal experiences (Harlow, 1958, chap. 8).
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Harlow, H. F. (1958). Biological and biochemical basis of behavior. In D. C. Spencer (Ed.), Symposium on
interdisciplinary research (pp. 239-252). Madison: University of Wisconsin Press.
c) Buku
tanpa penulis
Referensi pada tulisan (kutipan)
. . . the number of recent graduates from art schools in France has shown that this is a trend worldwide (Art
Students International, 1988).
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Art students international. (1988). Princeton, NJ: Educational Publications International.
Referensi pada tulisan (kutipan)
. . . the number of recent graduates from art schools in France has shown that this is a trend worldwide (Art
Students International, 1988).
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Art students international. (1988). Princeton, NJ: Educational Publications International.
d) Buku
dengan edisi / versi
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Strunk, W., Jr., & White, E. B. (1979). The elements of style (3rd ed.). New York: Macmillan.
Cohen, J. (1977). Manual labor and dream analysis (Rev. ed.). New York: Paradise Press.
American Psychiatric Association. (1994). Diagnostic and statistical manual of mental disorders (4th Ed.).
Washington, DC: Author.
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Strunk, W., Jr., & White, E. B. (1979). The elements of style (3rd ed.). New York: Macmillan.
Cohen, J. (1977). Manual labor and dream analysis (Rev. ed.). New York: Paradise Press.
American Psychiatric Association. (1994). Diagnostic and statistical manual of mental disorders (4th Ed.).
Washington, DC: Author.
e) Buku
terjemahan
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Luria, A. R. (1969). The mind of a mnemonist (L. Solotaroff, Trans.). New York: Avon Books. (Original work
published 1965)
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Luria, A. R. (1969). The mind of a mnemonist (L. Solotaroff, Trans.). New York: Avon Books. (Original work
published 1965)
f) Buku
dengan beberapa volume
Referensi pada tulisan (kutipan)
. . . The cognitive development of the characters in Karlin’s class illustrates the validity of this new method of
testing (Wilson & Fraser, 1988-1990).
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Wilson, J. G., & Fraser, F. (Eds.). (1988-1990). Handbook of wizards (Vols. 1-4). New York: Plenum Press.
Referensi pada tulisan (kutipan)
. . . The cognitive development of the characters in Karlin’s class illustrates the validity of this new method of
testing (Wilson & Fraser, 1988-1990).
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Wilson, J. G., & Fraser, F. (Eds.). (1988-1990). Handbook of wizards (Vols. 1-4). New York: Plenum Press.
2)
Jurnal
a)
Artikel Jurnal
Referensi pada tulisan (kutipan)
When quoting an author’s words exactly, indicate the page number:
Even some psychologists have expressed the fear that “psychology is in danger of losing its status as an
independent body of knowledge” (Peele, 1981, p. 807).
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Peele, S. (1981). Reductionism in the psychology of the eighties: Can biochemistry eliminate addiction,
mental illness, and pain? American Psychologist, 36, 807-818.
Referensi pada tulisan (kutipan)
When quoting an author’s words exactly, indicate the page number:
Even some psychologists have expressed the fear that “psychology is in danger of losing its status as an
independent body of knowledge” (Peele, 1981, p. 807).
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Peele, S. (1981). Reductionism in the psychology of the eighties: Can biochemistry eliminate addiction,
mental illness, and pain? American Psychologist, 36, 807-818.
b)
Artikel Jurnal, lebih dari enam pengarang
Referensi pada tulisan (kutipan)
. . . the nutritional value of figs is greatly enhanced by combining them with the others (Cates et al., 1991).
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Cates, A. R., Harris, D. L., Boswell, W., Jameson, W. L., Yee, C., Peters, A. V., et al. (1991). Figs and dates and
their benefits. Food Studies Quarterly, 11, 482-489.
Referensi pada tulisan (kutipan)
. . . the nutritional value of figs is greatly enhanced by combining them with the others (Cates et al., 1991).
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Cates, A. R., Harris, D. L., Boswell, W., Jameson, W. L., Yee, C., Peters, A. V., et al. (1991). Figs and dates and
their benefits. Food Studies Quarterly, 11, 482-489.
3)
Sumber Digital
a) Buku
elektonik dari perpustakan digital
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Wharton, E. (1996). The age of innocence. Charlottesville, VA: University of Virginia Library. Retrieved March
6, 2001, from netLibrary database.
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Wharton, E. (1996). The age of innocence. Charlottesville, VA: University of Virginia Library. Retrieved March
6, 2001, from netLibrary database.
b)
Artikel Jurnal dari perpustakaan digital
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Schraw, G., & Graham, T. (1997). Helping gifted students develop metacognitive awareness. Roeper Review,
20, 4-8. Retrieved November 4, 1998, from Expanded Academic ASAP database.
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Schraw, G., & Graham, T. (1997). Helping gifted students develop metacognitive awareness. Roeper Review,
20, 4-8. Retrieved November 4, 1998, from Expanded Academic ASAP database.
c)
Artikel Majalah atau Koran dari Internet (bukan dari perpustakaan digital)
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Sarewitz, D., & Pielke, R. (2000, July). Breaking the global warming gridlock [Electronic version]. The Atlantic
Monthly, 286(1), 54-64.
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Sarewitz, D., & Pielke, R. (2000, July). Breaking the global warming gridlock [Electronic version]. The Atlantic
Monthly, 286(1), 54-64.
d)
Artikel e-Journal
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Bilton, P. (2000, January). Another island, another story: A source for Shakespeare’s The Tempest.
Renaissance Forum, 5(1). Retrieved August 28, 2001, from
http://www.hull.ac.uk/renforum/current.htm
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Bilton, P. (2000, January). Another island, another story: A source for Shakespeare’s The Tempest.
Renaissance Forum, 5(1). Retrieved August 28, 2001, from
http://www.hull.ac.uk/renforum/current.htm
e)
Halaman Web
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Shackelford, W. (2000). The six stages of cultural competence. In Diversity central: Learning. Retrieved April
16, 2000, fromhttp://www.diversityhotwire.com/learning/cultural_insights.html
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Shackelford, W. (2000). The six stages of cultural competence. In Diversity central: Learning. Retrieved April
16, 2000, fromhttp://www.diversityhotwire.com/learning/cultural_insights.html
f) Web
Site dari organisasi
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
American Psychological Association. (n.d.) APAStyle.org: Electronic references. Retrieved August 31, 2001,
from http://www.apa.org/journals/webref.html
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
American Psychological Association. (n.d.) APAStyle.org: Electronic references. Retrieved August 31, 2001,
from http://www.apa.org/journals/webref.html
4)
Sumber Lain
a)
Artikel Koran, tanpa pengarang
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Counseling foreign students. (1982, April). Boston Globe, p. B14.
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Counseling foreign students. (1982, April). Boston Globe, p. B14.
b)
Tesis
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Caravaggio, Q. T. (1992). Trance and clay therapy. Unpublished master’s thesis, Lesley University, Cambridge,
MA.
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Caravaggio, Q. T. (1992). Trance and clay therapy. Unpublished master’s thesis, Lesley University, Cambridge,
MA.
c)
Desertasi
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Arbor, C.F. (1995). Early intervention strategies for adolescents. Unpublished doctoral dissertation,
University of Massachusetts at Amherst.
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Arbor, C.F. (1995). Early intervention strategies for adolescents. Unpublished doctoral dissertation,
University of Massachusetts at Amherst.
Sumber: