Rabu, 02 Desember 2015

Tugas Bahasa Indonesia 3

1.    Tema Karangan

a.      Pengetian Tema
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen, puisi, novel, karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah fondasinya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut.

b.      Pemilihan Topik
Dalam menulis suatu karya tulis, pemilihan topik sangatlah penting dan dapat menentukan hasil dari karya tulis tersebut. Untuk itu perlu diperhatikan syarat-syarat dalam pemilihan topik-topik yang baik. Berikut ini beberapa syarat yang harus diperhatikan penulis dalam pemilihan topik suatu karya tulis :
1)      Topik harus menarik perhatian penulis.
2)      Topik harus diketahui/dipahami penulis.
3)      Jangan terlalu baru, teknis, dan kontroversial.
4)      Bermanfaat.
5)      Jangan terlalu “Luas”.

c.       Pembatasan Maksud
Pembatasan maksud merupakan sebuah rancangan menyeluruh yang memungkinkan penulis bergerak bebas dalam batas-batas tadi. Seperti halnya dalam pembatasan topik, pembatasan maksud juga akan menentukan bahan mana yang diperlukan, serta cara mana yang paling baik bagi penyusunan karangan tersebut.

d.      Menentukan Maksud
Pengetahuan dasar tadi akan dikembangkan kembali secara lebih lanjut dengan hasil-hasil penelitian, observasi dan sebagainya. Karena sudah mengenal prinsip-prinsip dasarnya, maka penulis akan lebih mudah mengetahui aspek-aspek mana yang perlu diketahui data-datanya, aspek mana yang tidak perlu dimasukkan dalam uraian. Pembatasan topik sampai pada tahap ini belum cukup, masih ada satu hal yang penting, yang perlu ditetapkan yaitu apa maksud pengarang dalam menguraikan topik tadi.

e.      Tesis dan Pengungkapan Maksud
Tesis adalah perumusan singkat yang mengandung tema dari sebuah karangan. Umunya tesis digunakan untuk membuat karya ilmiah. Contohnya dalam menanggulangi bahay banjir tahunan, masyarakat hendaknya bersikap sadar untuk menjaga lingkungannya. Masyarakat dapat memulainya dari hal kecil seperti, membuang sampah pada tempatnya dan menanam pohon. Lalu pengungkapan maksud adalah perumusan singkat yang tidak menekankan tema dasarnya. Tujuannya untuk memberi suatu gambaran atau mengungkapkan kembali suatu peristiwa untuk menimbulkan kesan. Misalnya, tema mengenai deskripsi.

f.        Tema yang Baik
Tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia disekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.


2.    Kerangka Karangan

a.      Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.

b.      Manfaat Kerangka Karangan
Manfaat kerangka karangan secara umum adalah untuk menyusun karangan secara teratur. Selain itu ada beberapa manfaat kerangka karangan, antara lain:
-mempermudah pembahasan tulisan.
-menghindari isi tulisan keluar dari tujuan awal.
-menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.
-memudahkan penulis mencari materi tambahan.
-menjamin penulis bersifat konseptual, menyeluruh dan terarah.
-memudahkan penulis mencapai klimaks yang berbeda-beda.

c.       Penyusunan Kerangka Karangan
Untuk memperoleh suatu susunan kerangka karangan yang teratur, biasanya dipergunakan beberapa cara atau tipe susunan. Pola susunan yang paling utama adalah pola alamiah dan pola logis. Pola alamiah dan suatu kerangka karangan biasanya didasarkan atas urutan-urutan kejadian, atau urutan-urutan tempat atau runag. Sebaliknya pola logis walaupun masih ada sentuhan dengan keadaan yang nyata, tetapi lebih dipengaruhi oleh jalan pikiran manusia yang menghadapi persoalan yang tengah digarap itu.

d.      Pola Susunan Kerangka Karangan
Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata dialam. Karena susunan alamiah itu didasarkan pada ketiga (atau keempat) dimensi dalam kehidupan manusia: atas-bawah, melintang-menyeberang, sekarang-nanti, dulu-sekarang, timur-barat, dan sebagainya. Sebab susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu urutan berdasarkan waktu (urutan kronologis), urutan berdasarkan ruang (urutan spasial), dan urutan berdasarkan topik yang sudah ada.

e.      Macam-macam Kerangka Karangan
1)      Berdasarkan Perincian
-Kerangka Karangan Sederhana (Non formal)
Merupakan suatu alat bantu atau sebuah penuntun bagi suatu tulisan yang terarah, terdiri dari tesisi dan pokok-pokok utama.
-Kerangka Karangan Formal
Merupakan kerangka karangan yang timbul dari pertimbangan bahwa topik yang akan digarap bersifat sangat kompleks atau suatu topik yang sederhana tetapi penulis tidak bermaksud untuk segera menggarapnya.
2)      Berdasarkan Perumusan Teks
-Kerangka Kalimat
Menggunakan kalimat deklaratif yang lengkap untuk merumuskan setiap topik, sub topik. Misalnya:
v  Pendahuluan
v  Latar Belakang
v  Rumusan Masalah
v  Tujuan
Manfaat menggunakan kerangka kalimat adalah:
·         Memaksa penulis untuk merumuskan topik yang akan diuraikan
·         Perumusan topik-topik akan tetap jelas
·         Kalimat yang dirumuskan dengan baik dan cermat akan jelas bagi siapapun, seperti bagi pengarangnya sendiri.
                                       -Kerangka Topik
Kerangka topik dimulai dengan perumusan tesis dalam sebuah kalimat yang lengkap dan menggunakan kata atau frasa. Kerangka lebih baik manfaatnya dari kerangka topik, tetapi kelebihan kerangka topik adalah lebih jelas merumuskan hubungan-hubungan kepentingan antar gagasan.

 Sumber:

https://id.wikipedia.org/wiki/Tema
https://azizturn.wordpress.com/2009/11/14/pemilihan-topik/
http://rahim33.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-kerangka-karangan.html
http://www.dosenpendidikan.com/pola-susunan-kerangka-karangan-menurut-para-ahli-bahasa/
https://mardianiani.wordpress.com/2013/12/25/kerangka-karangan-outline/
http://www.muhammadfaruqi1933.co.vu/2015/11/tugas-softskill-bahasa-indonesia-3.html


Sabtu, 21 November 2015

Planet Saturnus

Saturnus adalah planet urutan ke-6 dalam tata surya kita dan merupakan planet terbesar kedua setelah Jupiter. Jarak Saturnus sangatlah jauh dari Matahari, karena itulah Saturnus tampak kecil dari permukaan Bumi. Saturnus berevolusi dalam waktu 29,46 tahun. Setiap 378 hari, Bumi, Saturnus dan Matahari akan berada dalam satu garis lurus. Selain berevolusi, Saturnus juga berotasi dalam waktu yang sangat singkat, yaitu 10 jam 40 menit 24 detik. Saturnus memiliki kerapatan yang rendah karena sebagian besar materi penyusunnya berupa gas dan cairan. Inti Saturnus diperkirakan terdiri dari batuan padat dengan atmosfer tersusun atas gas amonia dan metana, hal inilah yang menyebabkan tidak mungkin ada kehidupan di Saturnus.

Cincin Saturnus sangat unik, terdiri beribu-ribu cincin yang mengelilingi planet ini. Bahan pembentuk cincin ini masih belum diketahui. Para ilmuwan berpendapat, cincin itu tidak mungkin terbuat dari lempengan padat karena akan hancur oleh gaya sentrifugal. Namun, tidak mungkin juga terbuat dari zat cair karena gaya sentrifugal akan mengakibatkan timbulnya gelombang. Jadi, sejauh ini, diperkirakan yang paling mungkin membentuk cincin-cincin itu adalah bongkahan-bongkahan es meteorit. Cincin ini terentang dari 6.630 km - 120.700 km di atas atmosfer Saturnus.
Hingga 2006, Saturnus diketahui memiliki 56 buah satelit alami. Tujuh di antaranya cukup masif untuk dapat runtuh berbentuk bola di bawah gaya gravitasinya sendiri. Mereka adalah MimasEnceladus,TethysDioneRheaTitan (Satelit terbesar dengan ukuran lebih besar dari planet Merkurius) dan Iapetus.

Bentuk Fisik Saturnus
Saturnus memiliki bentuk yang diratakan di kutub dan dibengkakkan keluar disekitar khatulistiwa. Diameter khatulistiwa Saturnus sebesar 120.536 km (74.867 mil) dimana diameter dari Kutub Utara ke Kutub Selatan sebesar 108.728 km (67.535 mil), berbeda sebesar 9%. Bentuk yang diratakan ini disebabkan oleh rotasinya yang sangat cepat yaitu 10 jam 14 menit waktu Bumi yang membuat katulistiwa menjadi lebih keluar dari pada umum nya. Saturnus adalah satu-satunya Planet di tata surya yang memiliki massa jenis lebih sedikit daripada air. Walaupun inti Saturnus memiliki massa jenis yang lebih besar daripada air, planet ini memiliki atmosfer yang mengandung gas, sehingga massa jenis relatif planet ini sebesar is 0.69 g/cm³ (lebih sedikit daripada air), sebagai hasilnya, jika Saturnus diletakan di atas kolam yang penuh air, Saturnus akan mengapung.
Atmosfer dan Awan Saturnus
Komposisi bagian luar atmosfer Saturnus terbuat dari 96.7% hidrogen dan 3% helium, 0.2% metana dan 0.02% amonia. Pada atmosfer Saturnus juga terdapat sedikit kandungan asetilena, etana dan fosfin. Tidak seperti Yupiter, awan Saturnus lebih redup dan awan Saturnus lebih lebar di khatulistiwa. Awan terendah Saturnus dibuat oleh air es dan dengan ketebalan sekitar 10 kilometer. Temperatur Saturnus cukup rendah, dengan suhu 250 K (-10°F, -23°C). Awan di atasnya, memiliki ketebalan 50 kilometer, terbuat dari es amonium hidrogensulfida (simbol kimia: NH4HS) dan di atas awan tersebut terdapat awan es amonia dengan ketebalan 80 kilometer. Bagian teratas dibuat dari gas hidrogen dan helium, dimana tebalnya sekitar 200 dan 270 kilometer. Aurora juga diketahui terbentuk di mesosfer Saturnus. Temperatur di awan bagian atas Saturnus sangat rendah, yaitu sebesar 98 K (-283 °F, -175 °C). Temperatur di awan bagian dalam Saturnus lebih besar daripada yang diluar karena panas yang diproduksi di bagian dalam Saturnus. Angin Saturnus merupakan salah satu dari angin terkencang di Tata Surya, mencapai kecepatan 500 m/s (1.800 km/h, 1.118 mph), yang jauh lebih cepat daripada angin yang ada di Bumi.

Sumber:

Alat Musik Tradisional Sasando

Sasando adalah sebuah alat musik dawai yang dimainkan dengan dipetik. Instumen musik ini berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Secara harfiah nama Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi. Suara sasando ada miripnya dengan alat musik dawai lainnya seperti gitar, biola, kecapi, dan harpa. Cara memainkan alat musik ini dengan dipetik.


Bagian utama sasando berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari bambu. Lalu pada bagian tengah, melingkar dari atas ke bawah diberi ganjalan-ganjalan di mana senar-senar (dawai-dawai) yang direntangkan di tabung, dari atas kebawah bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap petikan senar. Lalu tabung sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah yang terbuat dari semacam anyaman daunlontar yang dibuat seperti kipas. Wadah ini merupakan tempat resonansi sasando.
Gambar seorang pria yang sedang memainkan Sasando
Konon, Sasando  digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7. Sekilas bentuk sasando mirip alat musik petik lainnya, seperti gitar, biola, dan kecapi. Namun, uniknya Sasando  memiliki bunyi merdu khas yang berbeda. Sasando  terbuat dari daun lontar dan bambu. Sedangkan dawainya terbuat dari kawat halus seperti senar string. Sasando  adalah alat musik tradisional yang perlu dirawat rutin. Setiap lima tahun sekali daun lontar harus diganti, karena daun ini mudah berjamur.
Memainkan alat musik Sasando  tidaklah mudah, dibutuhkan harmonisasi perasaan dan teknik sehingga tercipta alunan nada merdu. Selain itu juga, diperlukan keterampilan jari jemari untuk memetik dawai seperti pada harpa. Akan tetapi, Sasando  dimainkan dengan menggunakan dua tangan yang berlawanan. Inilah yang membuatnya unik dan berbeda dibandingkan alat musik tradisional lainnya. Ketika kamu memainkannya, tangan kanan berperan memainkan accord, sedangkan tangan kiri sebagai pengatur melodi dan bass.

Sumber:

Minggu, 08 November 2015

Tugas Bahasa Indonesia 2

Ucapan dan Ejaan
Arti Ucapan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ucapan adalah kata-kata yang dilisankan, terkatakan. Sedangkan arti kata ucap adalah kata atau kalimat yang dilisankan.
Tanda Baca
            Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.
Pedoman Penulisan Tanda Baca:
Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Contoh: Saya suka makan nasi. Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.
2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
contoh:
• Irwan S. Gatot
• George W. Bush
Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Anthony Tumiwa
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
• Dr. (Doktor)
• Ny. (Nyonya)
• S.E. (Sarjana Ekonomi)
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
• dll. (dan lain-lain)
• dsb. (dan sebagainya)
• tgl. (tanggal)
Dalam karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi, dianjurkan tidak mempergunakan singkatan.
5. Tanda titik dibelakang huruf dalam suatu bagian ikhtisar atau daftar.
contoh:
I. Penyiapan Ulangan Umum.
A. Peraturan.
B. Syarat.
Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai berikut dan tanda titik tidak dipakai pada akhir sistem desimal.
Contoh:
• 1.1
• 1.2
• 1.2.1
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Contoh: Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.
contoh:
• Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
• Nomor Giro 033983 telah saya kasih kepada Michael.
8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga- lembaga nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh masyarakat.
contoh:
• Sekjen : (Sekretaris Jenderal)
• UUD : (Undang-Undang Dasar)
• SMA : (Sekolah Menengah Atas)
• WHO : (World Health Organization)
9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
contoh:
• Cu (Kuprum)
• 52 cm
• l (liter)
• Rp 350,00
10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya.
contoh:
• Latar Belakang Pembentukan
• Sistem Acara
11. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat.
contoh:
• Jalan Kebayoran 32
• Jakarta, 3 Mei 1997
 Yth.Sdr.Ivan
Jalan Istana 30
Surabaya
Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
contoh:
• Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
• Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
4. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
contoh:
• Oleh karena itu, kamu harus datang.
• Jadi, saya tidak jadi datang.
6. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
contoh:
• O, begitu.
• Wah, bukan main.
7. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
contoh: Kata adik, “Saya sedih sekali”.
8. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan tanggal, (ii) bagian-bagian kalimat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
contoh:
• Medan, 18 Juni 1984
• Medan, Indonesia.
9. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
10. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
11. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
contoh: Rinto Jiang,S.E.
12. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
contoh:
• 33,5 m
• Rp 10,50
13. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
14. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
contoh: dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
15. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
contoh: “Di mana Rex tinggal?” tanya Stepheen.
Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
contoh: malam makin larut; kami belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur, adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
contoh:
• yang kita perlukan, sekarang ialah barang-barang yang berikut: kursi, meja, dan lemari.
• Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
contoh:
Ketua : Borgx
Wakil Ketua : Hayabuse
Sekretaris : Ivan Lanin
Wakil Sekretaris : Irwan Gatot
Bendahara : Rinto Jiang
Wakil bendahara : Rex
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
contoh:
Borgx : “Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!”
Rex : “Siap, Boss!”
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi sudah terbit.
5. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
contoh:
….dia beli ba-
ru juga.
-Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada ujung baris.
contoh:
…. masalah i-
tu akan diproses.
2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata dan belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya ada pergantian baris.
contoh:
…. cara baru meng-
ukur panas
akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
contoh: mengharga-
i pendapat.
3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
contoh: anak-anak
tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
contoh: p-e-n-g-u-r-u-s
5. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
bandingkan:
• ber-evolusi dengan be-revolusi
• dua puluh lima-ribuan (20×5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).
• Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
• PN dengan di-PN-kan.
6. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbulan atau kata.
contoh:
• se-Indonesia
• hadiah ke-2
• tahun 50-an
• ber-SMA
• KTP-nya nomor 11111
• bom-V2
• sinar-X.
7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
• di-charter
• pen-tackle-an
Sebagai lambang matematika untuk pengurangan (tanda kurang).

Tanda Pisah (—)
1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar
-Dalam pengetikan karangan ilmiah, tanda pisah dinyatakan dengan 2 tanda hubung tanpa jarak.
contoh: Medan—Ibu kota Sumut—terletak di Sumatera
2. Tanda pisah menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti ‘ke’, atau ‘sampai’.
contoh:
• 1919—1921
• Medan—Jakarta
• 10—13 Desember 1999
Tanda Garis Bawah (_)
Tanda Elipsis (….)
Tanda Tanya (?)
Tanda Seru (!)
Tanda Kurung ((…))
Tanda Kurung Siku ([…])
Digunakan untuk tambahan komentar yang bukan berasal dari penulis asli. Contoh:
• Katanya, “[Adam] tidak datang ke sekolah hari ini”.
Tanda Kurung Lancip ()
Biasa digunakan di bahasa komputer HTML
Tanda Kurung Kurawal ({…})
Tanda Kurung Ganda («…»)
Biasa digunakan di bahasa pemrograman komputer
Tanda Petik (“…”)
1. Tanda petik digunakan untuk menyatakan suatu kalimat langsung atau kadang juga sebagai penegasan.
contoh: kata Ketua, “Kita akan segera berangkat besok.”
Tanda Petik Tunggal (‘…’)
Tanda petik tunggal biasa digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain. Misalnya, seperti di bawah ini.
“Aku mendengar seseorang memanggil, ‘Nori, Nori’, dari hutan itu,” ujar Ramon.
Tanda petik tunggal juga digunakan untuk mengapit terjemahan, ungkapan asing, atau penjelasan kata. Kalau dalam linguistik, tanda petik itu disebutkan mengapit makna.
Tanda Ulang (…2)
Ditulis dengan menambahkan angka 2 (atau 2) di akhir kata yang seharusnya diulang, menandakan kata tersebut diulang dua kali. Tanda penyingkatan ini tidak resmi. Kata yang berulang harus ditulis penuh. Contoh:
• Buku-buku (bukan “buku2”)
• Saudara-saudara (bukan “saudara2”)
Tanda Garis Miring (/)
Biasa digunakan untuk menyatakan “atau”, biasanya untuk dua kata yang bersinonim. Contoh:
• Membuat / melakukan. (dibaca: membuat atau melakukan)
Untuk dua hal yang hampir serupa bunyinya, dalam hal ini tanda “/” tidak dibaca. Contoh:
• RT/RW
• AC/DC
Sebagai lambang matematika untuk pembagian (tanda bagi).
Tanda Garis Miring Terbalik (\)

Tanda Penyingkat (Apostrof)(`)(‘)
Format Penulisan
Selain tanda baca, ada juga format penulisan yang cukup membantu untuk keperluan penulisan kalimat.
• Cetak tebal, untuk menegaskan suatu kata atau kalimat yang sedang menjadi pembicaraan. Contoh: Buaya adalah reptil terbesar yang hidup di sungai dan rawa-rawa.
• Cetak miring merupakan kata serapan di luar bahasa baku yang sedang digunakan. Contoh: Menjelang masa Pilkada, banyak calon yang sowan para kyai. Kata sowan diserap dari bahasa Jawa. Cetak miring juga digunakan untuk menuliskan judul lagu, buku, film, dan lain-lain. Contoh: Hantu Jeruk Purut adalah film bertema horor yang turut mewarnai perfilman nasional saat ini.
• Garis bawah memiliki fungsi hampir sama seperti cetak tebal dan miring, ketika teknologi komputer belum sepesat sekarang. Seperti kita ketahui, mesin ketik generasi tua belum ada fasilitas cetak tebal dan miring. Tapi untuk masa sekarang, garis bawah tidak begitu jelas penggunaannya.

Kata dan Pilihan Kata
Pengertian Kata
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa. Dari segi bahasa kata diartikan sebagai kombinasi morfem yang dianggap sebagai bagian terkecil dari kalimat. Sedangkan morfem sendiri adalah bagian terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak dapat dibagi lagi ke bentuk yang lebih kecil.

Pengertian Pilihan Kata
Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.

Makna Kata
Kata merupakan satuan bahasa terkecil yang memiliki dua unsur yaitu unsur bentuk dan isi. Unsur bentuk adalah hal atau wujud yang dapat ditangkap pancaindera. Sedang unsur isi/makna adalah hal yang dapat dipahami oleh pikiran karena dirangsang oleh unsur bentuk. Sebagai contoh, kata rumah adalah unsur bentuk karena dapat ditangkap oleh indera penglihatan. Sedangkan unsur isi/makna adalah sebuah bangunan beratap, berpintu, berjendela yang menjadi tempat tinggal manusia. Itulah pengertian yang ditangkap pembaca. Pengertian rumah dari segi bentuk dan isi tersebut yang sesuai dengan kesepakatan pemakai bahasa disebut juga makna leksikal. Artinya makna kata sesuai dengan makna dalam kamus.

Struktur Leksikal
Yang dimaksud dengan struktur leksikal adalah bermacam-macam pertalian semantik yang terdapat di dalam kata. Yaitu:
1.    Polisemi
Polisemi merupakan perkembangan makna kata. Perubahan makna kata dapat terjadi dalam suatu bahasa atau dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Dalam proses perubahan makna kata, makna asal ada yang masih tetap bertahan di samping makna baru ada pula yang hilang tidak dipergunakan lagi dalam pemakaian bahasa sehari-hari.
2.    Homonimi
Kata homonimi berasal dari bahasa Yunani Kuno yakni onoma yang berarti nama dan homos yang berarti sama. Arti harfiahnya sama nama untuk benda lain. Dalam bahasa Indonesia kadang-kadang homonimi masih dapat dibedakan lagi atas homograf dan homofoni (homofon). Semua contoh tersebut adalah homonym yang bersifat homofon. Yaitu kata-kata yang mempunyai bunyi atau ucapan yang sama. Sedangkan kata-kata sedan (1), sedan (2), teras (1), dan teras (2), adalah kata-kata homonym yang bersifat homograf. Yaitu kata-kata yang sama tulisannya.
3.    Sinonimi
Sinonimi atau lebih dikenal dengan istilah sinonim yaitu kata-kata yang bentuknya berbeda tetapi artinya sama. Kata sinonim berasal dari kata Yunani Kuno onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah artinya adalahnama lain untuk benda yang sama.
Yang dimaksud sama dalam batasan ini tidak bersifat mutlak, sebab dalam pemakaian sehari-hari tidak ada dua kata yang benar-benar sama maknanya. Bahkan yang dikatakan sinonim itu mempunyai makna yang sama sekali berlainan.
4.    Hiponimi
Antara sebuah kata dengan kata yang lain sering terdapat semacam relasi atas dan bawah, yang dalam ilmu bahasa disebut hiponimi. Karena ada tingkat atas dan bawah, maka kata yang berkedudukan sebagai kelas atas disebut superordinat dan dikelas bawah disebut hiponim. Contohnya bunga mawar, bunga dahlia, bunga kamboja, bunga melati. Mawar, dahlia, kamboja dan melati merupakan hiponim. Sedangkan Bunga adalah superordinatnya.
Dari Kamus Linguistik Harimurti Kridalaksana kita dapat memperoleh kejelasan bahwa hiponimi adalah hubungan dalam semantik antara makna spesifik dan makna generik. Makna generik yaitu unsur leksikal yang maknanya mencakup segolongan unsur.
Misalnya antara kucing, anjing, dan kambing di satu pihak dan hewan di pihak yang lainnya.  Kucing, anjing dan kambing disebut hiponim dari hewan; hewan disebut superordinat dari kucing, anjing dan kambing; kucing, anjing dan kambing disebut ko-hiponim.
5.    Doblet
Ada kata-kata yang benar-benar sama asal usulnya dan dalam perkembangannya lalu ada yang berbeda bentuk maupun artinya. Jikalau sepatah kata timbul dan mempunyai dua varian, kemudian varian itu diberi arti yang berlainan, maka doblet ini bisa timbul. Misalnya sajak dengan sanjak. Jabat dengan jawat. Negara dengan negeri dan sebagainya.

Kalimat Efektif
Pengertian Kalimat      
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. 

Hal-hal yang Berhubungan dengan Kalimat
Hal yang berhubungan dengan kalimat efektif adalah Alinea. Alinea adalah satu kesatuan pikiran, satu kesatuan yang lebih tinggi dari sebuah kalimat .
Alinea merupakan himpunan yang saling berkaitan untuk membuat sebuah gagasan dari sang penulis. Dari pembentukan sebuah alinea harus mempunyai tujuan dimana sang penulis harus menceritakan idenya kedalam suatu cerita dan menegaskan perhatian secara wajar diakhir kalimat.

Syarat-syarat pembentukan Alinea :

1. Kesatuan: Semua kalimat yang mendukung alinea secara bersama-sama mendukung sebuah ide.
2. Koherensi: Saling berhubungan sebuah kalimat dengan kalimat lainnya yang membentuk sebuah alinea.
3. Pengembangan: Sebuah alinea memiliki pengembangan gagasan/ide dengan menggunakan kalimat pendukung.
4. Efektif: Dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ide akan disampaikan secara tepat.


Sumber:


Kamis, 08 Oktober 2015

Tugas Bahasa Indonesia 1

1.           Peranan dan Fungsi Bahasa
Pengertian Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa system lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Sebagaimana kita ketahui,bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing mempunyai makna, yaitu, hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakili Kumpulan kata atau kosakata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad,disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus atau leksikon. Pada waktu kita berbicara atau menulis, kata-kata yang kita ucapkan atau kita tulis tidak tersusun begitusaja, melainkan mengikuti aturan yang ada. Untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan, kita harus memilih kata-kata yang tepat dan menyusun kata-kata itu sesuai dengan aturan bahasa. Seperangkataturan yang imendasari pemakaian bahasa, atau yang kita gunakan sebagai pedoman berbahasa inilah yangdisebut tatabahasa.
Pada bab berikutnya, sehubungan dengan tata bahasa akan kita bicarakan secara terperincif onol ogi, morfologi, sintaksis, semantikdan etimologi. Fonologi ialah bagian tata bahasa yang membahas atau mempelajari bunyi bahasa. Morfologi mempelajari proses pembentukan kata secara gramatikal besertaunsur-unsur dan bentuk-bentuk kata. Sintaksis membicarakan komponen-komponen kalimat dan prosespembentukannya. Bidang ilmu bahasa yang secara khusus menganalisis arti atau makna kata ialah semantik, sedang yang membahas asal-usul bentuk kata adalah etimologi.
Definisi Bahasa menurut para ahli:
Bill Adams
Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif

Wittgenstein
Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis

Ferdinand De Saussure

Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain

Plato
Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut

Bloch & Trager
Bahasa adalah sebuah sistem simbol yang bersifat manasuka dan dengan sistem itu suatu kelompok sosial bekerja sama.

Carrol
Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia

Sudaryono

Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.

Saussure
Bahasa adalah objek dari semiologi

Mc. Carthy

Bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir

William A. Haviland
Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu

Bila dilihat dari beberapa definisi dan pengertian mengenai 
bahasa menurut beberapa ahli diatas, kita bisa melihat bahwa terdapat perbedaan definisi tentang bahasa dimana definisi dari setiap ahli tergantung dengan apa yang ingin ditekankan oleh setiap tersebut. Namun meskipun terdapat perbedaan, nampaknya disepakati bersama bahwa bahasa adalah alat komunikasi. Dan sebagai alat komunikasi , bahasa mempunyai fungsi-fungsi dan ragam-ragam tertentu.

Aspek Bahasa
Ada dua aspek dalam bahasa, yaitu pertama aspek fisik dan kedua aspek sosial.
Aspek Fisik : Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa bahasa merupakan Basaha merupakan suatu bentuk alat komunikasi manusia yangberupa lambang bunyi melalui alat ucap, dimana setiap suara yang dikeluarkannya memiliki arti. Maka yang dimaksud aspek fifik bahasa pada dasrnya mencakup tiga aspek. Pertama, bagaimana bunyi itu dihasilkan (aspek produksi). Kedua, Bagaimana ciri – ciri bunyi bahasa yang diujarkan (aspek akustis). Ketiga, bagaimana bunyi bahasa itu dipahami melalui indra pendengaran (aspek persepsi bunyi bahasa).
Untuk menghasilkan bunyi bahasa yang benar diperlukan alat bicara yang normal, keterampilan dan kemampuan organ alat bicara dalam melakukan artikulasi, serta kemampuan mengatur pernapasan. Perubahan proses produksi bunyi menghasilkan perubahan kualitas bunyi (aspek produksi). Sebagai akibat proses artikulasi yang berbeda pada bahasa – bahasa di dunia ini, bunyi – bunyi bahasa yang dihasilkan berbagai bahasa itu pun berbeda (aspek akustis). Indra pendengaran mampu menangkap dan memahami rangkaian bunyi vokal dan konsonan yang membentuk sebuah tuturan, cepat lambat tuturan, dan nada tuturan yang dihasilkan oleh seorang penutur(aspek presepsi bunyi suara).
Aspek Sosial : Bahasa mempunyai variasi dan memiliki ragam. Di dalam lingkungan masyarakat, ada bahasa yang digunakan dan memperlihatkan ciri keakraban atau keintiman. Bahasa yang ditandai bentuk dan pilihan kata akrab seperti gue, loe, bete. Berikut termasuk ke dalam ragam intim. Ragam berikutnya dikenal sebagai ragam konsultatif, yang merupakan ragam bahasa yang digunakan pada saat guru mengajar di kelas. Cirinya berbeda dengan ragam formal atau resmi. Ragam lain adalah bahasa yang ditandai ujaran – ujaran baku dan beku sebagaimana yang terdengar dalam acara ritual dan seremonial.

Fungsi Bahasa
Fungsi utama bahasa, seperti disebutkan di atas, adalah sebagai alat komunikasi, atau sarana untuk menyampaikan informasi (fungsi informatif). Tetapi, bahasa pada dasarnya lebih dari sekadar alat untuk menyampaikan informasi, atau mengutarakan pikiran, perasaan, atau gagasan, karena bahasa juga berfungsi:

  • untuk tujuan praktis: mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.
  • untuk tujuan artistik: manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia.
  • sebagai kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, di luar pengetahuan kebahasaan.
  • untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah manusia, selama
    kebudayaan dan adat-istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri (tujuan filologis).

2.           Ragam dan Laras Bahasa
Pengertian Ragam dan Laras
Pengertian Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. 

Pengertian Laras Bahasa
laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan pemakaianya.dalam hal ini kita mengenal iklan, laras ilmiah,laras populer,laras featue,laras komik,laras sastra, yang masih dapat di bagi atas laras cerpen, laras puisi,laras novel, dan sebagainya.

Hal-hal yang Berhubungan dengan Ragam dan Laras Bahasa
Hal yang berhubungan dengan penutur/ragam dapat dibedakan seperti berikut:
a. Latar belakang daerah penutur. Ragam bahasa Indonesia yang dipengaruhi oleh latar belakang daerah penuturnya menimbulkan ragam daerah atau dialek. Dialek adalah cara berbahasa Indonesia yang diwarnai oleh karakter bahasa daerah yang masih melekat pada penuturnya.
b. Latar belakang pendidikan penutur. Berdasarkan latar belakang pendidikan penutur, timbul ragam yang berlafal baku dan yang tidak berlafal baku khususnya dalam pengucapan kosakata yang berasal dari unsur serapan asing. Kaum berpendidikan umumnya melafalkan sesuai dengan lafal baku. Namun, untuk yang kurang atau tidak berpendidikan, pelafalan diucapkan tidak tepat atau tidak baku.
c. Situasi pemakaian, sikap, dan hubungan sosial penutur. Berdasarkan hal ini, timbul ragam formal, semiformal, dan nonformal. Ragam formal digunakan pada situasi resmi atau formal, seperti di kantor, dalam rapat, seminar, atau acara-acara kenegaraan. Ragam formal menggunakan kosakata baku dan kalimatnya terstruktur lengkap. Ragam formal juga dipakai jika penutur berbicara pada orang yang disegani atau dihormati, misalnya pimpinan perusahaan. Ragam semiformal dan nonformal biasa dipakai pada situasi tidak resmi seperti di warung, di kantin, di pasar, pada situasi santai, dan akrab.
d. Ruang lingkup pemakaian atau pokok persoalan yang dibicarakan di lingkungan kelompok penutur. Banyak persoalan yang dapat menjadi topik pembicaraan dalam kehidupan sehari-hari. Saat membicarakan topik tertentu, seseorang akan menggunakan kosakata kajian atau khusus yang berhubungan dengan topik pembicaraan tersebut.
Beberapa contoh ragam yang merupakan laras bahasa:

Wacana Tentang Teknologi Komunikasi:
Banyak situs internet baik di luar maupun di dalam negeri yang menyediakan fasilitas ruang obrolan (chatting room) ini. Salah satu yang cukup populer di Indonesia adalah milik detik.com. Agar percakapan aman dari umum, chatter dapat membuat web pribadi. Pembuatannya dapat gratis melalui fasilitas NBCi.com.

Wacana yang Berhubungan dengan Persoalan Kesehatan:
Penyakit chikungunya diakibatkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Virus ini membuat penderita mengalami demam tinggi selama lima hari. Setelah mengalami masa inkubasi selama tiga hari hingga dua belas hari, penderita akan jatuh sakit. Selain demam, penderita juga akan mengalami rasa ngilu pada otot, mual hingga muntah.

Wacana Surat Kabar:
Lima siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bina Taruna, Purwakarta, tewas akibat truk yang mereka tumpangi terguling di kawasan Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (9/5) sekitar pukul 13.30. Para siswa tersebut menumpang truk usai berekreasi ke Waduk Cirata setelah menyelesaikan ujian.

Wacana Bergaya Sastra:
Grace mengambil payung dari bawah jok tempat duduk dan beranjak keluar. Dari arah lapangan, murid-murid dengan baju olahraga enggan berteduh. Pakaian mereka sudah sangat kuyup, tetapi semangat mereka untuk bermain basket masih menyala dalam hujan. Beberapa anak yang tidak bermain bersorak–sorai dan bertepuk tangan sembari menyipratkan air yang berkubang ditanah dengan kaki mereka.

Pendapat Tentang Ragam Bahasa di Indonesia
Bangsa Indonesia memiliki berbagai suku dan bahasa yang bermacam-macam. Sehingga sangat banyak keunikan dan keanekaragaman bahasa dari masing-masing daerah tersebut. Misalnya, bahasa daerah Sunda berbeda dengan bahasa daerah Bali. Walaupun akan ditemukan beberapa bahasa yang memiliki kesamaan, tetapi bahasa tersebut memiliki makna yang berbeda antara daerah yang satu dengan daerah lainnya.
Jadi menurut saya, kita patut berbangga diri sebagai warga negara Indonesia. Karena bangsa Indonesia memiliki keunikan dan keanekaragaman budaya serta bahasa dan kebiasan yang berbeda-beda antara daerah satu dengan daerah lainnya.


Sumber: